Thursday, April 9, 2015

Tugas Ilmu Sosial Budaya

Sulawesi Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sulawesi Barat
Semboyan: "Mellete Diatonganan; "
( Meniti pada Kebenaran)
Peta lokasi Sulawesi Barat
Peta lokasi Sulawesi Barat
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.pngInonesia
Hari jadi
5 Oktober 2004 (hari jadi)
Dasar hukum
UU 26/2004
Ibu kota
3º 50' - 0º 40' LS
117º 20' - 120º 10'
BT
Pemerintahan
 • Gubernur
Area
 • Total
16.796.19 km2 (6,485.05 mil²)
Populasi [1]
 • Total
1.158.336
 • Kepadatan
69/km2 (180/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsa
Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%), Suku Lainnya (19,15%)
 • Agama
Islam (83,1%), Kristen (14,36%), Hindu (1,88%), Buddha (0,04%), Lain-lain (0,62%)
 • Bahasa
6
Situs web

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/e/eb/Peta_Sulawesi_Barat.jpg
Peta Sulawesi Barat
Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).



1. Rumah adat
Rumah adat Mandar, yakni rumah panggung yang memiliki bentuk yang hampir sama dengan rumah adat suku Bugis dan Makassar. Perbedaanya pada bagian teras (lego) lebih besar dan atapnya seperti ember miring ke depan. Bentuk rumah panggung yang berdiri diatas tiang-tiangnya dimaksudkan untuk menghindari banjir dan binatang buas. Dan apabila semakin tinggi tingkat kolong rumah menandakan semakin tinggi pula tingkat status sosial pemiliknya.  Atap rumah umumnya terbuat dari sirap kayu besi, bambu, daun nipah, rumbia, ijuk atau ilalang. Tangga terbuat dari kayu (odeneng) atau bambu (sapana) dengan jumlah anak tangganya ganjil. Tingkat dinding berbentuk segitiga yang bersusun sebagai atap juga menunjukan kedudukan sosial pemilik rumah.
http://1.bp.blogspot.com/-5G2Tk10thjg/VAgzdIUBQ4I/AAAAAAAABq4/NjCRlmIcG-4/s1600/fgf.jpg


2. Pakaian Tradisional
Di Sulawesi Barat mempunyai keragaman baju tradisionalnya. Pakaian tradisional Sulawesi Barat biasanya dikenakan dalam pertunjukan tari, acara pernikahan dll yang memiliki keragaman dalam busananya.
Pakaian adat pada pria mengenakan jas yang tertutup dan berlengan panjang, dipadukan celana panjang sebagai pakaian bawahnya. Terdapat kain sarung yang dililitkan pada pinggangnya sampai kelutut. Sedangkan pakaian adat pada wanita Sulawesi Barat mengenakan baju Bodo dengan dihiasi kalung, gelang serta giwang. pada bagian kepala dikenakan sanggul dan beberapa hiasannya. Pakaian bawah dikenakan sarung yang dikenakan seperti rok.
http://4.bp.blogspot.com/-i0rVRyufFYc/VAg0IyfNBGI/AAAAAAAABrA/CeqXwlxYSo0/s1600/hhf.jpg
pakaian adat Sulawesi Barat
3. Tari Daerah
Tari Bamba Manurung, ditujukan sewaktu acara pesta Adat Mamuju yang dihadiri oleh para penghulu adat beserta para tokok adat. Pakaian tari ini disebut baju Badu, dan di hiasi oleh bunga melati beserta kipas sebagai perlengkapan tarinya.

- Tari Bulu Londong, ditujukan pada acara Rambutuka sebagai rasa syukur penduduknya.Pakaian tari ini mengenakan baju adat Mamasa yang berbahan bulu burung.  Perlengkapan tari yang dipakai adalah terompet, pedang atau tombak, sengo, kepala manusia dll.

- Tari patuddu ditujukan dalam acara untuk menyambut para tetamu dari luar maupun dalam negeri. Tarian ini merupakan tarian suku Mandar yang tinggal di Sulawesi Barat.
http://3.bp.blogspot.com/-9keuSuGrvs4/VA1aCx9pEqI/AAAAAAAABtk/2P-ZdbGoCuc/s1600/tari-pattudu.jpg
Tari Patuddu

4. Senjata Tradisional: Badik

Badik atau badek bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar.
http://1.bp.blogspot.com/-6pDL28l62e8/VAg1vz4gnaI/AAAAAAAABrs/U5D0O618pOU/s1600/Sari_3.jpg
Badik
5. Suku-suku Sulawesi Barat: ada terdiri dari Makassar (1,59%),Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Suku Mandar (49,15%), dan suku lainnya (19,15%).

6. Lagu Daerah: Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk.

7. Bahasa Daerah: 
Bahasa Mandar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja, Bahasa Makasar

8. Alat Musik Tradisional: Kecapi, cara memainkannya dengan  dipetik pada bagian senarnya.


Budaya Sulawesi Barat

Lagu : Namalai tongan dami

Lagu Mandar, “Namalai Tongan Dami” merupakan salah satu lagu dalam playlist favorite saya, yang bercerita tetang kerinduan seorang gadis kepada kekasihnya.
Lagu: Namalai Tongan Dami

Alat Pembutan Minyak Kelapa Tradisional Mandar

Dalam kesehariannya, masyarakat Mandar menggunakan minyak kelapa untuk berbagai keperluan memasak sehari-hari. Mulai dari menggoreng, campuran untuk jenis masakan tertentu, bahkan sebagai pelembab rambut tradisional.
Sampai saat ini, sebagian besar masyarakat Mandar yang mengolah kelapa menjadi minyak masih menggunakan cara-cara tradisional. Walaupun, sudah ada beberapa fungsi yang digantikan dengan peran mesin dan perlatan yang lebih modern.



Berikut ini adalah perlatan-peralatan tradisional yang sering digunakan masyarakar mandar dalam mengolah kelapa menjadi minyak kelapa tradisional:
Passukkeang
Passukkeang merupakan sebuah tongkat yang pada kedua  atau salah satu ujuangnya berbentuk runcing yang biasanya terbuat dari logam (besi) atau kayu atau gabungan keduanya. Alat yang dugunakan untuk mengupas kulit kelapa ini sampai saat ini belum tegantikan oleh mesin.
Kegitan massukke anjoro (mengupas kelapa) dengan passukkeangKegitan massukke anjoro (mengupas kelapa) dengan passukkeang
Paru’
Paru’ atau dalam bahasa Indonesia parut, adalah peralatan parut tradisional yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa. Selain digunakan dalam pembuatan minyak kelapa tradisional, paru’ juga banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari lain.
Saat ini paru’ sudah jarang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa tradisional, terutama jika jumlah kelapa yang akan dibuat menjadi minyak terbilang cukup banyak. Fungsinya sekarang lebih banyak digantikan oleh mesin parut modern.
Paru' koleksi Museum Mandar MajeneParu’ koleksi Museum Mandar Majene
Pangepean
Pangepean merupakan alat peras yang bekerja dengan prinsip tuas yang kemudian berguna untuk memeras/ memisahkan ampas kelapa hasil parutan dengan santan. Selain digunakan untuk memisahkan santan dengan ampas, pengepean juga digunakan untuk memisahkan minyak.
Beberapa alat pembuatan minyak tradisional di Mandar yang di Simpan di Museum Mandar Majene: Pangepean, Pamuttu, dllBeberapa alat pembuatan minyak tradisional di Mandar yang di Simpan di Museum Mandar Majene: Pangepean, Pamuttu, dll
Pamuttu
Pamuttu adalah wajan berukuran besar yang digunakan untuk memasak kelapa yang sudah diolah hingga menjadi minyak.
Boyang dan Pamornya yang Mulai
Rumah Adat Sulawesi Barat (Mandar) --travel kompas
Rumah Adat Sulawesi Barat (Mandar) –travel kompas
Ketika kamu menyaksikan rumah panggung kebanggaan dan kekayaan budayamu perlahan berubah seiring perkembangan zaman. Dan ketika menyaksikan satu per satu rumah kebanggan itu hilang dan digantikan dengan bangunan-bangunan yang kokoh dari semen dan batu bata. Sebuah kewajaran mungkin, atau bahkan sebuah tuntutan wajib demi pembangunan daerah.
Ahh… bullshit buat dilema seperti itu. Yang pasti, saya yakin bahwa kita semua tidak mengharapkan rumah kebanggan dan kekayaan budaya kita suatu saat nanti hanya menjadi sebuah reflika di masa depan. Ironis memang, tapi ni benar-benar terjadi.

Boyang adalah rumah panggung khas Sulawesi Barat yang juga merupakan rumah tradisional Etnis Mandar. Rumah panggung ini memang tidak jauh berbeda dengan rumah tradisional etnik terdekatnya, yaitu Bugis. Sayangnya, akhir-akhir ini di beberapa daerah di Sulawesi Barat, utamanya di sekitar kota kabupaten. Mayarakat mulai meninggalkan rumah panggung dan menggantinya dengan rumah dari semen dan batu bata. Bukan hanya boyang yang mulai hilang di tengah masyarakat Mandar, tapi juga gotong royong. Gotong royong di lingkungan masyarakat mandar sangat terlihat utamanya dalam proses pemindahan rumah penggung (boyang), rumah yang beratnya sampai berton-ton ini dipindahkan warga secara bersama-sama tanpa bantuan alat berat apapun. Budaya gotong royong ini sudah berlangsung sejak lama di lingkungan masyarak Mandar. Sayangnya perlahan nilai-nilai itu mulai terkikis.

0 comments:

Post a Comment