Berita terjatuhnya pesawat sukhoi yang mengangkut WNI sangat mengiris hati kita sebagai bangsa Indonesia.
penyebab terjadinya kecelakaan itu masih belum diketahui .
tetapi pihak dari Rusia berjanji bahwa mereka akan bertanggung jawab dalam musibah ini .
salah satu dari rasa pertanggung jawaban dari rusia adalah :
1.dikirimkannya tim peng-identifikasi untuk membantu tim-sar mencari korban pesawat sukhoi .
2.semua korban sukhoi akan diberikan asuransi oleh pihak Rusia.
Tim DVI pun telah mengidentifikasi beberapa korban:
Jakarta, Padek—Hasil kerja tim
Disaster Victim Identification (DVI) Polri menunjukkan perkembangan signifikan. Kemarin (18/5), tim tersebut kembali berhasil mengidentifikasi lagi 14 jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100. Dengan tambahan tersebut, total 15 jenazah teridentifikasi dari 45 penumpang yang tercatat dalammanifest.
”Hari ini (kemarin, red) kami sampaikan progress report dari hasil pemeriksaan tim DVI. Kami laporkan ada 14 korban yang teridentifikasi,” jelas Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto Brigjen Pol Agus Prayitno, kemarin.
Agus merinci, jumlah korban yang teridentifikasi tersebut terdiri atas 12 warga negara Indonesia (WNI) dan dua orang warga negara asing (WNA). Jenis kelaminnya, sembilan laki-laki, lima perempuan. ”Dengan yang kemarin teridentifikasi satu jenazah, sampai saat ini total korban teridentifikasi 15 orang. Yakni, 13 WNI, dua WNA. Jenis kelaminnya lima wanita dan 10 laki-laki,” ujar Agus.
Direktur Eksekutif DVI Polri Anton Castilani menambahkan, ke-15 jenazah tersebut berhasil dikenali berdasarkan pemeriksan data primer, seperti dental record dan DNA. Kedua data tersebut menjadi kunci utama dalam mengidentifikasi ke-15 jenazah korban. Namun, Anton menegaskan, penemuan identitas tersebut baru didasarkan pada salah satu potongan tubuh korban. Saat ini, proses pemeriksaan DNA masih terus berjalan.
“Untuk mengidentifikasi jenazah korban hingga teridentifikasi ada beberapa tahapan yang kita lalui. Sebelum tahap matching (pencocokan data ante morthem dan post morthem), ada tahapan probable match di mana kita mencocokkan dengan data-data sekunder seperti property korban. Karena hanya berdasarkan satu potongan tubuh, kita meminta pada pihak keluarga untuk bersabar. Saat ini, kami juga sedang melalui pemeriksaan DNA,” urai Anton.
Karena itu, meski telah diumumkan, potongan tubuh korban belum bisa diserahkan kepada pihak keluarga. Sebab, masih banyak pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan, termasuk merekonstruksi potongan tubuh (body parts) menjadi satu kesatuan. “Pemeriksannya masih berlanjut, jadi mohon bersabar agar hasilnya bisa maksimal,” ujarnya.
Sampai saat ini, lanjut dia, sudah 35 kantong jenazah diterima tim DVI Polri. Seperti diketahui dari jumlah tersebut, 30 kantong berisi body parts korban, sementara sisanya adalah berisi properti. Agus menuturkan, tim DVI telah selesai melakukan pemeriksaan post morthem atas 30 kantong tersebut. Namun, hasil tersebut bukan final. Karena belum semua keluarga menyerahkan data ante morthem yang lengkap. “Masih ada pemeriksaan DNA,” imbuh dia.
Hal itu dibenarkan Anton. Dia menuturkan, hingga saat ini, pihaknya masih kesulitan mencocokkan dataante morthem berupa sidik jari, karena minimnya data. Meski diakuinya, tingkat keakuratan data DNA mencapai 99,9 persen. “Data sidik jari memang kita masih terus minta kepada pihak keluarga. Karena tambahan data itu akan sangat membantu,” ujarnya.
Resmi Dihentikan
Sejak sore kemarin (18/5), pencarian korban SSJ 100 resmi dihentikan. Tapi tidak semua personel ditarik. Sesuai rencana sebelumnya, 186 personel akan disisakan dengan misi mencari flight data recorder (FDR) sampai ketemu. Misi tersebut kini diserahkan ke aparat wilayah tapi tetap dalam komando Kabasarnas.
“Sesuai dengan peraturan pemerintah, operasi SAR yang sudah dilangsungkan selama tujuh hari dapat dihentikan,” kata Ketua Basarnas Marsekal Madya Daryatmo, di Bandara Halimperdana Kusuma sore kemarin (18/5). Operasi SAR SSJ 100 dimulai sejak 9 Mei, terhitung saat SSJ 100 kehilangan kontak.
Dengan begitu, kemarin adalah hari ke-10 operasi pencarian. Menurut Daryatmo, berdasarkan perkembangan, kini tim di lapangan sudah tidak lagi menemukan tanda-tanda akan ditemukannya korban. Kedua alasan itulah yang membuat Basarnas memutuskan untuk menutup operasi evakuasi korban Sukoi SSJ 100. Tapi, jika dalam perkembangannya ditemukan kembali tanda kemungkinan ada korban yang belum dievakuasi, maka operasi bisa dibuka kembali.
Bukan berarti ditutupnya operasi permasalahan di lapangan selesai. Kini pekerjaan rumah selanjutnya adalah menemukan FDR yang hingga sore kemarin keberadaannya masih misterius.
Menurut Daryatmo, selain Basarnas kini misi pencarian FDR hanya diserahkan pada aparat kewilayahan. “Dalam hal ini Korem 061 Surya Kencana, Lanud Atang Sanjaya. Semuanya bawah koordinasi Kabasarnas,” terangnya.
Komposisi personel pemburu FDR adalah, Korem 061 Surya Kencana menerjunkan 2 SST (Satuan Setingkat Pleton, 30 personel per SST). Kekuatan Korem akan di-back up Kopassus dan Kopaskhas yang masing juga menerjunkan 2 SST. Sedangkan Lanud Atang Sanjaya tetap akan mengerahkan helikopter-helikopternya untuk keperluan logistik dan evakuasi.
Pencarian FDR akan dilakukan sekuat tenaga sampai barang yang berfungsi merekam segala perilaku pesawat itu ditemukan. Dia tidak menyebut kapan batas waktu pencarian FDR. Yang jelas, tim di lapangan berupaya penuh menemukannya.
Ya, FDR memang sangat penting untuk keperluan investigasi. Jika alat tersebut ditemukan, maka penyebab jatuhnya SSJ 100 hampir bisa dipastikan diketahui, mengingat komponen CVR yang merekam pembicaraan di pesawat sudah lebih dulu ditemukan. Seperti diberitakan FDR merekam manuver-manuver yang dilakukan pesawat sebelum jatuh. Misalnya ketinggian, kecepatan, pergerakan mesin, belokan dan lain sebagainya.
Selain personel dari Indonesia, tim Rusia juga masih ngotot ikut mencari FDR. Hingga kemarin, tim Rusia masih berada di Gunung Salak. Daryatmo pun menegaskan bahwa pihaknya akan tetap memfasilitasi dan bekerja sama dengan Rusia untuk mencari kotak misterius tersebut. “Kami juga paham bagaimana kepentingan mereka (Rusia) untuk mencari FDR dan puing-puing pesawat,” imbuhnya.
Mantan Kadispen AU itu mengaku kini pihaknya tengah memberikan penawaran pihak Rusia apakah mau mengambil puing pesawat seluruhnya atau tidak. “Saya terangkan semua soal keuntungan dan kerugian dan apa saja hambatannya di lapangan jika mereka mau mengambil puing. Itu bukan hal yang mudah. Tapi kalau mereka memang mau mengambil puing, akan kami fasilitasi,” tuturnya.
Pergerakan tim Rusia akan selalu berdampingan dengan tim pencari FDR Indonesia. Mereka tidak bisa bergerak sendiri di lapangan. Jenderal TNI AU bintang tiga ini menegaskan, bila FDR berhasil ditemukan, maka akan langsung diserahkan ke KNKT dan tidak akan dibawa ke Rusia. Dia membantah tudingan bahwa FDR sebenarnya sudah ditemukan dan disembunyikan pihak Rusia.
Humas Basarnas Marsekal Pertama Gagah Prakoso menambahkan, selain mencari secara manual, misi perburuan FDR ini juga akan menggunakan metal detector untuk mempermudah deteksi keberadaan perangkat yang sebenarnya berwarna orange itu.
Soal penyaluran logistik para personel di lapangan, menurut Gagah akan dilakukan dengan system dropping dari helikopter. “Ini adalah cara yang paling mudah. Selain itu, personel di lapangan adalah orang-orang pilihan yang sudah terlatih di medan tersulit sekalipun,” katanya.
Sementara itu, Ketua KNKT Tatang Kurniadi yang ikut mendampingi Daryatmo kemarin mengaku optimistis FDR bisa segera ditemukan. Menurutnya, berdasarkan standar internasional, posisi CVR dan FDR selalu berdekatan di buntut pesawat. Jadi, bila CVR bisa ditemukan, Tatang pun yakin FDR juga bisa ditemukan.
Begitu juga kondisinya. CVR yang kini sudah berada di markas KNKT kondisinya relatif baik. “Kalau kondisi CVR baik, kemungkinan besar FDR juga dalam kondisi baik,” tuturnya.
Sebelumnya Tatang menegaskan, tidak ada batas waktu untuk mencari FDR. KNKT dan berbagai pihak terkait akan terus meningkatkan semangat untuk menemukan perangkat tersebut. Penemuan FDR, tergantung kegigihan personel yang melakukan pencarian dan terkait sumber daya ekonomi yang dikerahkan untuk pencarian tersebut.
Hanya Survival Kit
Soal keberadaan parasut yang ditemukan di lokasi kecelakaan, Tatang memastikan barang berwarna orange dan dilengkapi tali-temali yang ditemukan tim Kopassus tak jauh dari jenazah bule memang parasut. Tapi, parasut tersebut tidak dipakai pilot Alexander Yablontsev.
Berdasarkan keterangan tim Rusia yang diperoleh Tatang, parasut tersebut merupakan salah satu perlengkapan survival kit SSJ 100 yang diletakkan di bagasi pesawat. “Keberadaan parasut dalam perlengkapan survival kit di pesawat untuk memenuhi standar keselamatan. Jadi, bukan untuk melarikan diri,” katanya. (kuh/jpnn)
0 comments:
Post a Comment